GAWAT GARENGPUNG TERANCAM PUNAH

Administrator 03 April 2018 11:30:44 WIB

Petir (Sida Samekta)- Garengpung adalah serangga yang mirip lalat besar. Biasanya Garengpung bernyanyi di pagi menjelang siang. Sambil hinggap di batang pohon yang besar, ia bersuara keras dengan menggesekkan kedua sayapnya. Uniknya, Garengpung hanya muncul ketika musim hujan telah berakhir dan musim kemarau tiba. Tak mengherankan Garengpung dianggap sebagai penanda datangnya musim kemarau. Biasanya serangga yang terbangnya sangat cepat itu muncul dekitar bulan Maret sampai Mei. Garengpung masih bisa ditemukan di wilayah yang banyak pepohonan.

Garengpung adalah serangga yang masuk ke dalam keluarga Cicadae. Ada 3 spesies, yaitu Magicicada Septendenci, Magicicada Cassini, dan Magicicada Septendecula. Di Indonesia yang beriklim tropis, Garengpung muncul setahun sekali yaitu di awal musim kemarau. Sedangkan di Amerika Serikat, ada juga serangga sejenis Garengpung tetapi hanya muncul 17 tahun sekali. Ada juga yang siklus kemunculannya 13 tahun sekali. Sebelum dewasa, Garengpung hanya sembunyi di dalam tanah dan bertahan hidup dengan menghisap nutrisi dari akar pepohonan. Begitu keluar dari tanah, Garengpung besar itu hinggap di batang pohon. Si jantan kan mengeluarkan suara untuk menarik perhatian si betina. Setelah kimpoi, si betina bertelur di celah-celah daun. Jumlahnya mencapai ratusan telur. Menetaslah serangga muda yang kemudian masuk kembali ke dalam tanah.

Garengpun yang panjangnya sekitar 4 cm dan sebesar jempol orang dewasa itu memiliki warna tubuh keabu-abuan.

Serangga ini mempunyai sepasang mata faset yang letaknya terpisah jauh di kepalanya dan biasanya juga memiliki sayap yang tembus pandang. Bentuknya kadang-kadang seperti lalat yang besar, meskipun ada tonggeret yang berukuran kecil. Tonggeret hidup di daerah beriklim sedang hingga tropis dan sangat mudah dikenali di antara serangga lainnya, terutama karena tubuhnya yang besar dan akustik luar biasa yang dihasilkan dari alat penghasil suara di bawah sayapnya.

Banyak makanan di Gunungkidul termasuk Desa Petir yang menakutkan atau mengerikan bagi sebagian orang namun tidak bagi warga masyarakat Gunungkidul, seperti halnya makanan ekstrim Gareng Pong.

 

Banyak serangga yang mungkin tidak berguna atau hama bagi tanaman namun dapat di olah dan rasanya menjadi lezat di tangan warga Petir seperti halnya Belakang Goreng, Puthul, Ungkrung, laron dan masih banyak lagi yang sudah mendunia dan banyak orang ketagihan. Rasa dari Gareng Pung ini hampir sama dengan belalang goreng yakni manis, renyah dan bikin ketagihan.

 

Warga Desa Petir saat ini masih semangat menangkap Gareng Pung karena jumlahnya yang cukup banyak, cara menangkapnya pun hampir sama dengan belalang yakni memakai galah dan ujung nya ada lem nya kemudian cara mencarinya tidak usah berkeliling kita tunggu di pohon petai saja pasti banyak datang dan pergi serangga ini.

 

 

Serangga yang berbunyi ngier ngier ngieeer ini sangat khas sekali pertanda musim hujan akan segera usai. Cara memasak Gareng Pung ini yakni cukup mudah lho.

 

Bersihkan sayap-sayap nya yang transparan kemudian cuci dan rebus. Setelah ganti air dan kotorannya sudah keluar masukkan bumbu bacem kemudian bacem setelah matang langsung di goreng. Selain dimakan bersama nasi, gareng pung juga bisa dijadikan camilan yang delicious.

 

Nah penasaran dengan kuliner ekstrim seperti Gareng Pung ini, silahkan datang ke Desa Petir secepatnya sebelum punah tahun ini lho….

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung