GERAKAN 512

Administrator 23 Juli 2019 12:47:10 WIB

Petir (Sida Samekta) – Berdasarkan analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun 2019 diperkirakan akan lebih panjang dibanding musim kemarau tahun lalu. Manusia membutuhkan air untuk konsumsi rumah tangga diantaranya untuk keperluan minum, memasak, mencuci dan mandi.  Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, manusia juga memerlukan air untuk kebutuhan dalam hubungannya dengan aspek spiritual keagamaan yaitu berwudhu sebagai kewajiban yang harus dilakukan sebelum sholat.

Menindaklanjuti Surat Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 521/0101 tertanggal 8 Januari 2019 point 4 yaitu meningkatkan pemanfaatan pekarangan dan lahan-lahan kosong untuk budidaya tanaman potensi lokal terutama umbi-umbian guna menunjang dan melestarikan keanekaragaman konsumsi pangan, Catarina Wahyu Dyah.P., M.Pd seorang dosen di Universitas Gunung Kidul (UGK), membuat metode untuk ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi keluarga dengan memaksimalkan pemanfaatan pekarangan bagi kawasan mini air yang diberi nama Metode 512.

Catarina menjelaskan, metode 512 ini adalah pembiasaan yang dilakukan dengan cara memaksimalkan penggunaan air yang sudah tidak terpakai tetapi tidak mengandung bahan berbahaya.

Dipaparkan, Angka 5 mengandung arti bahwa dalam satu hari umat Islam melakukan kegiatan sholat wajib sebanyak 5 kali. Penggunaan air setelah berwudhu umumnya mengalir begitu saja dan terbuang percuma.

Untuk satu kali berwudhu setiap orang membutuhkan 2,5 liter air. Artinya bahwa dalam satu hari setiap orang membutuhkan sekitar 12,5 liter air untuk berwudhu.  Jika dalam satu rumah ada 4 orang anggota keluarga yang melakukan kegiatan sholat, berarti ada 50 liter air dalam sehari yang terbuang percuma.

“ Air yang terbuang tersebut ditampung atau dialirkan ke dalam kolam yang digunakan untuk memelihara ikan, “ kata dia.

Sementara angka 1 artinya dalam satu hari ada kegiatan memasak.  Dalam satu hari ibu-ibu rumah tangga dipastikan melakukan kegiatan memasak.  Otomatis membutuhkan air, mulai dari mencuci beras sampai mencuci sayuran.  Untuk kegiatan mencuci bahan masakan ini dibutuhkan air sekitar 3 liter. 

Air tersebut ditampung dan bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman di pekarangan.  Adapun 2 artinya dua kegiatan, yaitu pertanian dan perikanan.  Jadi lebih dalam disampaikan inti metode 512 ini yakni 5 kali wudhu, 1 hari sekali memasak digunakan untuk 2 fungsi, yakni pertanian dan perikanan.

“ Metode 512 saat ini sedang dikembangkan di Desa Petir Kecamatan Rongkop sebagai langkah awal untuk percontohan,” imbuh Catarina.

Adapun tanaman yang ditanam di pekarangan seperti cabai, sledri, terong, tomat dan umbi-umbian. Sedangkan ikan yang dipelihara di kolam dari pembiasaan hemat air 512 yakni ikan lele dan gurameh.

Dalam sambutan Kegiatan Jalan Sehat pada hari Sabtu (20/7) Kepala Desa Petir, Sarju, S.I.P mengharap metode ini bisa ditiru dan diterapkan oleh seluruh warga Desa Petir agar kebutuhan sayuran tidak perlu membeli lagi

Komentar atas GERAKAN 512

Administrator 04 November 2019 15:00:15 WIB
Pemerintah Desa Petir juga mengucapkan terimakasih atas bantuan, dukungan serta kerjasamanya selama ini buk , baik dari pribadi maupun dari Universitas Gunungkidul. Semoga semakin sukses dan Jaya.......
Catarina Wahyu Dyah. P, M.Pd 28 Oktober 2019 11:02:32 WIB
Matur sembah nuwun pemerintah DesaPetir atas dukungan terhadap program 512.

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung